ILMUWAN
MUSLIM YANG nyaris TERLUPAKAN
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pada kali ini, saya ingin menceritakan sedikit mengenai para ilmuwan
cendekiawan muslim yang telah terlupakan atau banyak tidak diketahui oleh orang-orang muslim terutama generasi islam saat ini. Yang
paling dikenal saat ini tentu saja penemuan-penemuan ilmuwan Barat, dalam
banyak bidang. Padahal, jauh sebelum ilmuwan Barat itu menemukan satu teori,
teori tersebut telah ditemukan ratusan tahun sebelumnya oleh putra-putra
terbaik Islam. Di sinilah relevansi pengungkapan kembali khazanah yang
’dilenyapkan’ oleh penulisan sejarah secara sepihak itu. Meluruskan sejarah,
kira-kira begitu. Tapi kali ini saya akan menjelaskan mengenai beberapa
ilmuwan saja.
1. Al-Battani (858-929 M)
Potret Al-Battani
|
Al-Battani, dalam bahasa latin juga dikenal sebagai
Albategnius, Albategni atau Albatenius. Nama lengkapnya adalah Abu Abdallah
Mohammad Ibn Jabir Bin Sinan Al-Raqqi Al-Harrani Al-Sabi Al-Battani.
Al-Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar
858 Masehi. Ia lahir di dalam keluarga yang merupakan bagian dari sekte Sabian,
sebuah sekte agama penyembah bintang dari Harran. Dari sekte inilah terlahir
banyak tokoh astronom dan matematikawan ulung seperti Ibn Thabit qurra. Bahkan
Thabit juga lahir di Harran pada saat Al-Battani lahir. Namun al-Battani, tidak
seperti Thabit. Ia tidak mempercayai ajaran Sabian dan memilih menjadi seorang
muslim.
Al-Battani
menjelaskan pergerakan lima planet melalui pengamatan yang ia lakukan. Ia juga
berhasil membuat dan melakukan perhitungan astronomi lainnya yang amat berguna
di masa kini. Perhitungan periode revolusi bumi mengelilingi matahari selama
365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik merupakan salah satu penemuannya yang
patut diacungi jempol karena hampir mendekati nilai sebenarnya yang sekarang
ini dianggap lebih akurat. Kemudian penentuan kemiringan bidang ekliptik, orbit
matahari dan panjang musim dengan sangat akurat. Penentuan hilal juga ia jelaskan
sebagai cara menentukan batas pergantian dari satu bulan (month) ke bulan
lainnya.
Salah satu dari karyanya yang paling populer adalah Al-Zij
Al-Sabi. Salam buku ini duelaskan
beberapa penemuanya seperti , prnrntuan hilal, perkiraan panjang matahari, dan koreksi
perhitungan ptolemeus mengani orbit bulan dan planet. Karya al-battani sangat
berperan penting dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang di benua
biru Eropa. Beberapa tokoh astronom seperi Copernicus, Kepler, Peubach, dan
sebagainya, konon berhasil dalam ilmu astronomi berkat penemuan-penemuan dari
al-battani. Bahkan Copenicus dalam bukunya yakni De Revoltionibus Orbium
Clestium mengaku berutang budi berkat penemuan al-battani. Ia juga
merupakan orang yang mencetuskan istilah-istilah astronomi seperti azimuth,
zenith, dan nadir.
Dalam bidang matematika. Al-Battani banyak berperan dalam
bidang trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus dan cotangen
berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk
derajat-derajat sudut.
Penemuan sejumlah persamaan trigonometri al-Battani:
Penemuan sejumlah persamaan trigonometri al-Battani:
Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:
dan menggunakan gagasan
al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk
menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.
Kawah Albategnius, kanan bawah (Kredit: NASA)
|
Atas
penghormatan terhadap jasa-jasanya di bidang astronomi, nama al-Batani
diabadikan dan dijadikan nama salah satu kawah yang berada di bulan yakni kawah
Albategnius.
Al-Battani
wafat di tahun 929 Masehi. Konon, ia meninggal saat pulang dari kota Baghdad.
Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang
berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya
kepada pihak pemerintah. Namun kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya saat
dalam perjalanan kembali dari Baghdad menuju Raqqa.
2. Ibnu Al-haytsam
Nama lengkap Ibnu al-Haytsam adlh Abu Ali al-Hasan bin al-Haytsam
al-Basri al-Misri. Ia lahir pada tahun
1038 di Basrah, Irak. Ia adalah ahli fisika & matematika terbaik pada abad
11. Selain itu, ia juga tercatat sebagai ahli fisika Muslim pertama.
Al-Haytsam menguasai beberapa ilmu, seperti fisika, astronomi,
matematika, & filsafat. Tulisannya yang menjelaskan perihat mata menjadi
salah satu buku rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat.
Sementara itu, analisanya mengenai pengobatan mata dijadikan kajian dasar dalam
pengobatan dunia modern. Ia adalah orang pertama yang menulis & menemukan
data penting tentang cahaya. Beberapa buku al-Haytsam yang telah diartikan
dalam bahasa inggris, seperti Light and On Twilight Phenomena.
Al-Haytsam sering melakukan berbagai penelitian. Salah satu kajiannya
yang cukup terkenal adalah tentang lingkaran cahaya di sekitar bulan &
matahari, bayang-bayang,& gerhana. Ibnu al-Haytsam juga melakukan percobaan
terhadap kaca yang dibakar,yang kemudian menghasilkan Teori lensa Pembesar.
Teori ini telah di gunakan Oleh para ilmuan di Italia untuk menghasilkan kaca
pembesar pertama di dunia. Ibnu al-Haytsam juga menemukan prinsip isi-padu
udara,jauh sebelum seorang ilmuan bernama Trecella mengetahui hal tersebut 500
tahun kemudian. Al-haytsam juga merupakan penemu hukum pemantulan dan pembiasan
cahaya jauh sebelum Snellius. Selain itu, teori Ibnu al-Haytsam tentang jiwa
manusia sebagai satu rentetan perasaan yang saling tehubung telah memberikan
ilham bagi para ilmuan Barat untuk menciptakan gambar bergerak atau film.
Para ilmuan barat menyebut Ibnu al-Haytsam sebagai The Greatest Student
Optics of all time yaiti Ilmuan Terbesar di Bidang Optik Sepanjang Zaman.
Karena ia telah melakukan banyak penelitian di bidang Optik. Selain meneliti
al-Haytsam juga menulis Kitab fi al-Manasit ( Kamus Optika ), jauh
sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton. Para penulis abad
pertengahan menggunakan kitab tersebut sebagai pegangan untuk memperdalam
pengetahuan tentang ilmu mata, seperti yang dilakukan oleh Roger Bacon dan
Johann Keppler. Sebuah buku tentang bias sinar karangan Johann Keppler yang
berjudul Ad Vitellionem Paralipomena (1604), dan diterbitkan pertama
kali di Frankfurt, Jerman, didasarkan sepenuhnya pada karya Ibnu al- Haytsam.
3. Jabir Ibnu Hayyan
Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry”. Jabir
Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan
Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika,
filosofi dan astronomi.Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu
mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap
sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang
dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi
landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini.
Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Ia juga merupakan penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie)
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Ia juga merupakan penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie)
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam
penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan
oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut:
1) “Spirits“ yang menguap ketika dipanaskan, seperti
camphor, arsen, dan ammonium.
2) “Metals” seperti emas, perak, timbale, tembaga dan besi
3) “stones” sesuatu yang dapat dikonversi jadi serbuk.
Salah satu pernyataannya
yang terkenal adalah : “The first essential in
chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments,
for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain
the least degree of mastery.” Yang artinya “Yang penting pertama dalam kimia, adalah bahwa Anda harus melakukan pekerjaan praktis dan melakukan percobaan, karena ia yang melakukan pekerjaan tidak praktis
dan tidak membuat percobaan
tidak akan pernah mencapai tingkat
paling penguasaan”.
Pada abad pertengahan,
penelitian jabir diterjemahkan dalam bahasa latin dan menjadi standar untuk
ahli kimia di eropa, diantaranya: kitab al-kimnya, kitab al-sab’een. Selain itu,
banyak istilah-istilah yang ditemukan dan digunakan jabir menjadi bagian dari
kosakata ilmiah internasional.
Berikutnya, saya ingin
sedikit menambah penemuan-penemuan yang sudah ditemukan oleh ilmuwan muslim
kita sebelum ditemukan oleh penemu saat ini yang kita kenal.
1.
Abu Bakar Ar Razi (935); Beliau
mengklasifikasi zat kimia jauh sebelum John Dalton, pembagian fungsi tubuh
manusia berdasarkan reaksi kimia komplek.
2.
Al-majriti (1007); membuktikan hukum ketetapan massa berabad-abad sebelum Lavoisier.
3.
Al Khazini (1121); ahli kontruksi,
pengarang buku teknik pengukuran dan kontruksi keseimbangan, kaidah mekanis,
hidrostatika, fisika, teori zat padat, sifat-sifat pengungkit/tuas, teori gaya
gravitasi berabad-abad sebelum newton.
4.
Ibnu Nafis (1288); menggambarkan sirkulasi peredaran darah pada tubuh manusia. Yang
kita ketahui Harvey lah yang pertamakali menggambarkannya, namun setelah
diteliti kembali, Ibnu Nafis lah yang pertama menggambarkannya.
Sekian artikel dari saya
semoga bermanfaat buat saya dan teman-teman semua, sebenarnya masih banyak
ilmuwan penemu islam yang belum kita ketahui, teman bisa mencari lewat buku
tokoh ilmuwan islam atau bisa browsing ke internet. Sekian dan trimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar