Kamis, 24 Januari 2013

ilmuwan muslim yang nyaris terlupakan

ILMUWAN MUSLIM YANG nyaris TERLUPAKAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pada kali ini, saya ingin menceritakan sedikit mengenai para ilmuwan cendekiawan muslim yang telah terlupakan atau banyak tidak diketahui oleh orang-orang muslim terutama generasi islam saat ini. Yang paling dikenal saat ini tentu saja penemuan-penemuan ilmuwan Barat, dalam banyak bidang. Padahal, jauh sebelum ilmuwan Barat itu menemukan satu teori, teori tersebut telah ditemukan ratusan tahun sebelumnya oleh putra-putra terbaik Islam. Di sinilah relevansi pengungkapan kembali khazanah yang ’dilenyapkan’ oleh penulisan sejarah secara sepihak itu. Meluruskan sejarah, kira-kira begitu. Tapi kali ini saya akan menjelaskan mengenai beberapa ilmuwan saja.

1.    Al-Battani (858-929 M)

Potret Al-Battani
Al-Battani, dalam bahasa latin juga dikenal sebagai Albategnius, Albategni atau Albatenius. Nama lengkapnya adalah Abu Abdallah Mohammad Ibn Jabir Bin Sinan Al-Raqqi Al-Harrani Al-Sabi Al-Battani.
Al-Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 Masehi. Ia lahir di dalam keluarga yang merupakan bagian dari sekte Sabian, sebuah sekte agama penyembah bintang dari Harran. Dari sekte inilah terlahir banyak tokoh astronom dan matematikawan ulung seperti Ibn Thabit qurra. Bahkan Thabit juga lahir di Harran pada saat Al-Battani lahir. Namun al-Battani, tidak seperti Thabit. Ia tidak mempercayai ajaran Sabian dan memilih menjadi seorang muslim.
Al-Battani menjelaskan pergerakan lima planet melalui pengamatan yang ia lakukan. Ia juga berhasil membuat dan melakukan perhitungan astronomi lainnya yang amat berguna di masa kini. Perhitungan periode revolusi bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik merupakan salah satu penemuannya yang patut diacungi jempol karena hampir mendekati nilai sebenarnya yang sekarang ini dianggap lebih akurat. Kemudian penentuan kemiringan bidang ekliptik, orbit matahari dan panjang musim dengan sangat akurat. Penentuan hilal juga ia jelaskan sebagai cara menentukan batas pergantian dari satu bulan (month) ke bulan lainnya.
Salah satu dari karyanya yang paling populer adalah Al-Zij Al-Sabi. Salam buku ini duelaskan beberapa penemuanya seperti , prnrntuan hilal, perkiraan panjang matahari, dan koreksi perhitungan ptolemeus mengani orbit bulan dan planet. Karya al-battani sangat berperan penting dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang di benua biru Eropa. Beberapa tokoh astronom seperi Copernicus, Kepler, Peubach, dan sebagainya, konon berhasil dalam ilmu astronomi berkat penemuan-penemuan dari al-battani. Bahkan Copenicus dalam bukunya yakni De Revoltionibus Orbium Clestium mengaku berutang budi berkat penemuan al-battani. Ia juga merupakan orang yang mencetuskan istilah-istilah astronomi seperti azimuth, zenith, dan nadir.
Dalam bidang matematika. Al-Battani banyak berperan dalam bidang trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat sudut.

Penemuan sejumlah persamaan trigonometri al-Battani:
\tan a = \frac{\sin a}{\cos a}
\sec a = \sqrt{1 + \tan^2 a }

Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:
\sin a = \frac{a}{\sqrt{1 + a^2}}
dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.
Kawah Albategnius, kanan bawah (Kredit: NASA)

Atas penghormatan terhadap jasa-jasanya di bidang astronomi, nama al-Batani diabadikan dan dijadikan nama salah satu kawah yang berada di bulan yakni kawah Albategnius.


Al-Battani wafat di tahun 929 Masehi. Konon, ia meninggal saat pulang dari kota Baghdad. Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan kembali dari Baghdad menuju Raqqa.

2.    Ibnu Al-haytsam

al-haitsam.jpg
Nama lengkap Ibnu al-Haytsam adlh Abu Ali al-Hasan bin al-Haytsam al-Basri al-Misri. Ia  lahir pada tahun 1038 di Basrah, Irak. Ia adalah ahli fisika & matematika terbaik pada abad 11. Selain itu, ia juga tercatat sebagai ahli fisika Muslim pertama.
Al-Haytsam menguasai beberapa ilmu, seperti fisika, astronomi, matematika, & filsafat. Tulisannya yang menjelaskan perihat mata menjadi salah satu buku rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Sementara itu, analisanya mengenai pengobatan mata dijadikan kajian dasar dalam pengobatan dunia modern. Ia adalah orang pertama yang menulis & menemukan data penting tentang cahaya. Beberapa buku al-Haytsam yang telah diartikan dalam bahasa inggris, seperti Light and On Twilight Phenomena.
Al-Haytsam sering melakukan berbagai penelitian. Salah satu kajiannya yang cukup terkenal adalah tentang lingkaran cahaya di sekitar bulan & matahari, bayang-bayang,& gerhana. Ibnu al-Haytsam juga melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar,yang kemudian menghasilkan Teori lensa Pembesar. Teori ini telah di gunakan Oleh para ilmuan di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia. Ibnu al-Haytsam juga menemukan prinsip isi-padu udara,jauh sebelum seorang ilmuan bernama Trecella mengetahui hal tersebut 500 tahun kemudian. Al-haytsam juga merupakan penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya jauh sebelum Snellius. Selain itu, teori Ibnu al-Haytsam tentang jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang saling tehubung telah memberikan ilham bagi para ilmuan Barat untuk menciptakan gambar bergerak atau film.
Para ilmuan barat menyebut Ibnu al-Haytsam sebagai The Greatest Student Optics of all time yaiti Ilmuan Terbesar di Bidang Optik Sepanjang Zaman. Karena ia telah melakukan banyak penelitian di bidang Optik. Selain meneliti al-Haytsam juga menulis Kitab fi al-Manasit ( Kamus Optika ), jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton. Para penulis abad pertengahan menggunakan kitab tersebut sebagai pegangan untuk memperdalam pengetahuan tentang ilmu mata, seperti yang dilakukan oleh Roger Bacon dan Johann Keppler. Sebuah buku tentang bias sinar karangan Johann Keppler yang berjudul Ad Vitellionem Paralipomena (1604), dan diterbitkan pertama kali di Frankfurt, Jerman, didasarkan sepenuhnya pada karya Ibnu al- Haytsam.

3. Jabir Ibnu Hayyan

Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry”. Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini.
Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Ia juga merupakan  penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie)
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut:
1) “Spirits“ yang menguap ketika dipanaskan, seperti camphor, arsen, dan ammonium.
2) “Metals” seperti emas, perak, timbale, tembaga dan besi
3) “stones” sesuatu yang dapat dikonversi jadi serbuk.

Salah satu pernyataannya yang terkenal adalah : “The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery.” Yang artinya “Yang penting pertama dalam kimia, adalah bahwa Anda harus melakukan pekerjaan praktis dan melakukan percobaan, karena ia yang melakukan pekerjaan tidak praktis dan tidak membuat percobaan tidak akan pernah mencapai tingkat paling penguasaan”.
Pada abad pertengahan, penelitian jabir diterjemahkan dalam bahasa latin dan menjadi standar untuk ahli kimia di eropa, diantaranya: kitab al-kimnya, kitab al-sab’een. Selain itu, banyak istilah-istilah yang ditemukan dan digunakan jabir menjadi bagian dari kosakata ilmiah internasional.
Berikutnya, saya ingin sedikit menambah penemuan-penemuan yang sudah ditemukan oleh ilmuwan muslim kita sebelum ditemukan oleh penemu saat ini yang kita kenal.
1.      Abu Bakar Ar Razi (935); Beliau mengklasifikasi zat kimia jauh sebelum John Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia komplek.
2.      Al-majriti (1007); membuktikan hukum ketetapan massa berabad-abad sebelum Lavoisier.
3.      Al Khazini (1121); ahli kontruksi, pengarang buku teknik pengukuran dan kontruksi keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika, teori zat padat, sifat-sifat pengungkit/tuas, teori gaya gravitasi berabad-abad sebelum newton.
4.      Ibnu Nafis (1288); menggambarkan sirkulasi peredaran darah pada tubuh manusia. Yang kita ketahui Harvey lah yang pertamakali menggambarkannya, namun setelah diteliti kembali, Ibnu Nafis lah yang pertama menggambarkannya.

Sekian artikel dari saya semoga bermanfaat buat saya dan teman-teman semua, sebenarnya masih banyak ilmuwan penemu islam yang belum kita ketahui, teman bisa mencari lewat buku tokoh ilmuwan islam atau bisa browsing ke internet. Sekian dan trimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar